
Komoro memiliki persentase tertinggi dari lahan pertanian.
Berbagai negara menggunakan tanah mereka untuk berbagai kegiatan termasuk pertanian dan kawasan lindung, ruang hijau, infrastruktur, pemukiman, dan kawasan industri. Negara-negara dengan lebih dari 50% lahan pertanian termasuk di Eropa seperti Denmark, Ukraina, dan Hungaria, negara-negara di Afrika termasuk Burundi dan Rwanda, negara-negara di Asia termasuk India dan Bangladesh serta Kepulauan Pasifik seperti Tuvalu, Kiribati, dan Mikronesia.
Negara-Negara di Dunia Berdasarkan Persentase Lahan yang Digarap
Komoro
Komoro memiliki 76% dari tanahnya yang ditanami, yang terbesar dari negara mana pun. Perekonomian negara sebagian besar bergantung pada kegiatan pertanian, dan lahan suburnya menyumbang 45% dari total luas lahan. 60% dari tanah garapan adalah milik desa cadangan yang diatur oleh hukum adat, 20% milik pemilik tanah asli yang tinggal di perkotaan dan mempekerjakan buruh untuk mengolah tanah mereka, sedangkan 20% sisanya milik berbagai perkebunan perusahaan. Komoro menghasilkan pisang, beras, ubi kayu, ubi jalar, kelapa, cengkeh, jagung, paprika, tebu, dan sisal. Komoro juga merupakan pengekspor utama tanaman parfum kenanga. Produktivitas pertanian di Komoro masih rendah karena metode budidaya yang digunakan belum sempurna.
Tuvalu
Tuvalu memiliki 66,67% lahan pertanian. Sektor pertanian di Tuvalu dicirikan oleh budidaya kelapa dan keladi rawa. Masakan Tuvalu terbuat dari bahan pokok kelapa di mana segar, santan, dan air kelapa digunakan untuk membumbui masakan. Pulaka adalah sumber utama karbohidrat bagi penduduk Tuvalu, dan dibudidayakan di lubang-lubang besar tanah kompos di bawah permukaan air. Sukun dan pisang berfungsi sebagai produk tambahan. Sebagian besar tanaman budidaya di Tuvalu memenuhi permintaan lokal sementara kopra adalah ekspor pertanian utama.
Bangladesh
Bangladesh memiliki 65,5% dari tanahnya yang ditanami. Pertanian di Bangladesh menyumbang 16% dari PDB negara dan selanjutnya mempekerjakan 47% dari angkatan kerjanya. Rami dan beras mendapat peringkat sebagai tanaman utama yang ditanam di negara ini sementara gandum mulai tumbuh subur. Perkebunan teh ada di wilayah timur laut. Bangladesh bangga dengan tanahnya yang subur sementara pasokan airnya yang melimpah memfasilitasi penanaman dan pemanenan padi tiga kali setahun. Bangladesh menempati urutan ke-4 Negara penghasil beras terbesar di dunia. Gandum bukanlah salah satu tanaman tradisional negara itu, dan mulai mendapatkan popularitas pada 1960-an dan 1970-an.
Moldova
Moldova memiliki 64,2% dari tanahnya yang ditanami. Sektor pertanian dan pengolahan makanan di Moldova menyumbang sekitar 40% dari PDB negara itu. Lokasi Moldova di dekat Laut Hitam mengalami iklim yang sejuk dan cerah. Tanah subur Moldova memfasilitasi budidaya jelai, gandum, kedelai, jagung, bit gula, dan tembakau. Kebun anggur yang luas menjadi ciri wilayah selatan dan tengah yang membuat anggur kelas dunia, ekspor paling terkenal Moldova. Negara ini juga memproduksi apel, biji bunga matahari, dan kenari.
Metode Untuk Meningkatkan Hasil
Dalam kebanyakan kasus, republik berkembang memiliki sebagian besar tanah mereka di bawah pertanian. Produktivitas yang rendah, bagaimanapun, mempersulit negara-negara ini untuk menuai keuntungan dari tanah subur dan iklim yang sesuai. Sementara curah hujan telah diandalkan selama berabad-abad untuk menopang lahan pertanian, meningkatnya ketidakpastian dalam menghadapi perubahan iklim berarti irigasi harus dikembangkan sebagai solusi berkelanjutan. Akses terhadap pupuk juga harus ditingkatkan untuk memastikan petani mendapatkan pupuk yang tepat pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang terjangkau. Pengadopsian tanaman hasil tinggi dan praktik budidaya tanaman rekayasa genetika juga telah didorong seperti halnya adopsi teknik budidaya cararn dan teknologi.
Negara-Negara di Dunia Berdasarkan Persentase Lahan yang Digarap
- Rumah
- Ekonomi
- Negara-Negara di Dunia Berdasarkan Persentase Lahan yang Digarap