
Sawah Terasering di Chiangmai, Thailand. Kredit gambar: Chatrawee Wiratgasem/Shutterstock.com
- Pertanian terasering adalah metode pertanian di mana “tangga” yang dikenal sebagai teras dibangun di lereng bukit dan gunung untuk digunakan untuk budidaya tanaman.
- Pertanian terasering umumnya digunakan di Asia oleh negara-negara penghasil padi seperti Vietnam, Filipina, dan Indonesia.
- Pertanian terasering mencegah tercucinya unsur hara tanah oleh hujan. Ini mengarah pada pertumbuhan tanaman yang sehat.
- Ada dua jenis terasering yang dikenal sebagai teras bertingkat dan teras bertingkat.
Pertanian teras ditemukan oleh orang-orang Inca yang tinggal di pegunungan Amerika Selatan. Cara bertani ini memungkinkan penanaman tanaman di daerah perbukitan atau pegunungan. Ini umumnya digunakan di Asia oleh negara-negara penghasil beras seperti Vietnam, Filipina, dan Indonesia. Bahkan, sawah terasering yang ditemukan di Cordilleras Filipina telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Selain untuk menanam padi, terasering juga digunakan untuk menanam padi, kentang, dan jagung. Pertanian terasering juga biasa digunakan di pulau-pulau seperti Kepulauan Canary , karena memiliki medan berbukit.
Bagaimana Pertanian Teras Bekerja?
Seorang petani bertani di teras sawah. Kredit gambar: Thirawatana Phaisalratana/Shutterstock.com
Pertanian terasering adalah metode pertanian di mana “tangga” yang dikenal sebagai teras dibangun di lereng bukit dan gunung. Saat hujan, hujan bukannya membawa nutrisi tanah dan tanaman menuruni lereng, melainkan mengalir ke teras berikutnya. Setiap anak tangga memiliki saluran keluar yang menyalurkan air ke anak tangga berikutnya. Ini membantu menjaga beberapa area tetap kering dan yang lainnya basah. Di dataran yang sangat tinggi, tanaman lain selain padi dapat ditanam. Ini karena nasi tidak tumbuh dengan baik di dataran tinggi. Ada dua jenis terasering yang dikenal sebagai teras bertingkat dan teras bertingkat. Teras bertingkat mungkin memiliki nilai konstan atau variabel sepanjang panjangnya. Sebaliknya, teras datar mengikuti garis kontur dan paling cocok untuk tanah yang permeabel.
Keuntungan Bertani Teras
Sawah Terasering di Desa Mae-Jam, Provinsi Chaingmai, Thailand. Kredit gambar: Travel Mania/Shutterstock.com
Pertanian terasering mencegah tercucinya unsur hara tanah oleh hujan. Ini mengarah pada pertumbuhan tanaman yang sehat. Kedua, mencegah terbawanya tanaman oleh aliran air sungai yang deras. Kadang-kadang air hujan membawa pergi tanaman yang mengarah ke hasil panen yang rendah. Ketiga, terasering membantu mengurangi erosi tanah dan kehilangan air. Manfaat keempat dari bercocok tanam terasering adalah menjadikan lahan perbukitan yang terlantar menjadi produktif. Terakhir, terasering memerangkap air hujan yang memungkinkan masyarakat untuk bercocok tanam tanaman yang membutuhkan banyak air seperti padi.
Pertanian teras adalah metode pertanian penting yang memungkinkan pertanian di bagian pegunungan dunia. Ketidakhadirannya akan menyebabkan sebagian besar Asia menjadi tidak produktif. Oleh karena itu perlu dieksplorasi di belahan dunia lain seperti Afrika, Amerika dan bagian lain di Asia yang belum menggunakannya. Pertanian terasering mampu mengubah lahan kosong yang lembab menjadi pertanian produktif yang mengarah pada ketahanan pangan yang tinggi di dunia. Ini juga membantu dalam mempertahankan nutrisi tanah di pertanian.
Kekurangan Bertani Teras
Pertanian terasering dapat menyebabkan kejenuhan air hujan. Hal ini berbahaya karena menyebabkan luapan air saat musim hujan. Akibat dari luapan air adalah menyebabkan limpasan air yang lebih berbahaya. Teras juga dapat menyebabkan tanah longsor jika tidak dikelola dengan baik. Keterbatasan lain dari pertanian teras adalah bahwa ada kebutuhan input tenaga kerja yang besar untuk membangun dan memelihara teras. Oleh karena itu mahal karena padat karya. Namun, itu bisa murah jika ada akses ke tenaga kerja murah. Pertanian terasering juga menyebabkan penurunan kualitas tanah akibat proses pelindian.
- Rumah
- Lingkungan
- Apa itu Pertanian Teras?